Bagi Yang Meragukan Bahwa Alkitab Telah Dipalsukan


Seorang pembaca melaporkan kasus peredaran beberapa buku Kristen yang menggugat keabsahan Al-Qur'an, salah satunya buku penginjilan berjudul "ISMAEL  Saudaraku", ditulis oleh seseorang yang mengaku bernama Umar Tariqas.

Buku 45 halaman ini menggugat empat tema Al-Qur'an yang membongkar otentisitas Bibel, doktrin penyaliban Yesus, doktrin ketuhanan Yesus, dan dogma Trinitas.

Pada bagian kedua “Bincang-Bincang Soal Isu Alkitabmu Palsu,” secara khusus Tariqas mengklaim umat Islam yang meyakini kepalsuan Alkitab (Bibel), sebagai keyakinan yang salah dan tak berdasar sama sekali:

Beginilah Alkitab Memandang Kaum Perempuan!


Dalam ruang debat lintas iman, khususnya antara Islam dan Kristen, berapa sering anda mendapati tudingan keras kepada Islam yang dianggap sebagai agama yang merendahkan derajat dan harkat kaum wanita? Banyak sekali bukan? Para debater Kristen tampak demikian yakin dalam melontarkan tuduhan yang demikian itu tanpa pernah menyadari bahwa sesuangguhnya Islam adalah ajaran yang paling menjunjung tinggi kehormatan wanita. Lantas, apakah ajaran kristen menghormati wanita sebaik yang mereka kira?

Sebenarnya Yesus Itu Dewa, Tuhan, Atau Hanya Mitos?


Mungkin sedikit dari kita yang mengenal Dewa Mithra atau Dewa Horus, atau dewa-dewa lain dalam mithologi kuno. Tetapi melalui bacaan ringan ini, Insya Allah, nanti juga akan mengenal mereka. Bukankah pepatah lama mengatakan "tak kenal maka tak sayang?"

Ini kisah tentang Yesus, tapi singkat saja, dan tentunya bersumber dari Alkitab. Kenapa bersumber dari Alkitab? Sebab kita sedang bicara tentang Yesus, bukan nabi Isa alaihissalam.

YESUS
Menurut keyakinan umat kristen, Yesus adalah anak yang lahir dari perawan Maria (sampai di sini, semua umat Islam setuju), pada tanggal 25 Desember Tahun 1 Masehi (Nah, mulai dari sini, karena dicari ke mana pun dalilnya tidak ketemu - maka bagaimana umat Islam harus setuju?).

Apa yang kita ketahui tentang Yesus? Tentu cuma rujukan dari cerita umat Kristen. Kelahirannya ditandai dengan kemunculan sebuah bintang di timur, dan diikuti oleh tiga orang Majusi yang memberkati juru selamat baru. Yesus sudah menjadi guru pada usia 12 tahun dan di baptis oleh Yohanes Pembaptis kira-kira (dalam injil juga masih dikira-kira) pada usia 30 tahun, saat mana ia mulai menyebarkan ajarannya. Yesus mempunyai 12 orang murid dan melakukan banyak mukjizat seperti: menyembuhkan orang sakit, berjalan diatas air, menghidupkan orang mati, dll. Julukan yang diberikan kepadanya adalah “Raja Segala Raja”, “Anak Tuhan”, ”Juru selamat” dll. Yesus dikhianati oleh muridnya yang benama Yudas Iskariot. Yudas dibayar oleh tentara Romawi seharga 30 keping perak, lalu Yudas berkata “Orang yang aku cium itulah Yesus”, setelah itu Yesus pun ditangkap, diseret-seret, diludahi, dihakimi oleh manusia, disiksa, dan ujungnya dipaku di tiang salib hingga mati. Tapi 3 hari setelah itu dia bangkit dari kematian, dan naik ke surga. Sampai di sini, cerita tentang Yesus tadi adalah menurut keyakinan umat Kristen. Kita tidak akan memperdebatkan masalah alur cerita atau bentuk ceritannya. Biarkan saja seperti itu, lalu mari sama-sama kita perhatikan kisah dewa-dewa Pagan berikut ini:

Jalan Pintas Dari Trimurti Ke Trinitas


Kebudayaan Hindu termasuk dalam kelompok kebudayaan-kebudayaan tua di dunia. Kebudayaan ini, dengan mitologinya, bahasa Sanskertanya, dan filsafatnya, mempengaruhi begitu banyak kebudayaan-kebudayaan lain di dunia.

Tahukah Anda Bahwa Yesus Seperti Krishna?


Bahwa Matius adalah satu-satunya penulis Injil Perjanjian Baru yang mencatat 'pembantaian bayi-bayi yang tidak berdosa atas perintah Herodes'. Berbagai komentar cendekiawan menyatakan bahwa 'peristiwa pembantaian bagi-bayi oleh Herodes' hanyalah kilas balik dari mitologi pagan.

Jihad Menurut Islam vs Jihad Menurut Kristen


Jihad dalam Al-Qur'an
Dalam Islam, jihad tidak selalu melulu identik dengan berperang seperti anggapan kebanyakan orang awam. Ibnu Qayyim al-Jauziyyah membagi jihad ke dalam empat tingkatan:

Perintah "BUNUH!" Dalam Ajaran Alkitab


Dalam banyak forum debat lintas agama di internet, khususnya antara umat Islam dan umat Kristen, kita sering sekali mendapati topik yang seolah merupkan favorit rata-rata debater Kristen, yaitu tuduhan bahwa Islam adalah ajaran agama terror yang identik dengan kata "BUNUH!"

Sebelum pada gilirannya nanti jawaban untuk tuduhan itu akan diberikan di sini, mari sama-sama kita fikirkan sejenak, apakah para debater kristen itu tidak menyadari bahwa hal yang jauh lebih buruk dari tuduhan mereka terhadap Islam justru sangat jelas tertulis dalam alkitab mereka sendiri?
Kita mulai dari sini:

Benarkah Alkitab Merupakan Sebuah Kitab Suci?


Menanggapi sisi buram alkitab memang bukanlah persoalan yang baru. Cerita lama yang sudah menjadi cerita bersambung secara turun temurun karena kecacatan yang mudah sekali terlihat walau di mata orang awam sekalipun. Akan tetapi cerita ini akan menjadi sangat menarik untuk diungkapkan ketika ada ayat-ayat yang menggunakan kalimat tidak sedap, baik dari segi etika maupun moral tertulis di dalamnya. Pengungkapan ini bukan akal-akalan umat Muslim, tetapi justru seharusnya diungkapkan oleh pecinta Alkitab sendiri.

Pengertian Tuhan Menurut Alkitab Dan Al-Qur'an


PENGGUNAAN LOGIKA yang benar dapat mengantar manusia mengenal penciptanya, yaitu dengan merenungi ciptaan-Nya serta tanda-tanda kekuasaannya. Hal ini akan lebih lengkap jika dibarengi dengan qalbu yang tidak pernah membohongi pemiliknya. Kedua anugrah sangat berharga dari Sang Pencipta tersebut dilengkapi dengan panduan yang sesuai dengan tingkat kedewasaan dan kemampuan berfikir (logika) umat manusia. Itulah makanya penjelasan dalam kitab suci samawi selalu bertambah, dari yang paling awal hingga yang paling terakhir.

Kalian Bertanya Tentang Dzat Allah?

TERNYATA tidak sedikit umat Kristen yang tidak, atau belum memahami KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM masih "terperangkap" dalam ruang berfikir sempit yang mengira bahwa Allah (atau eksistensi-Nya) yang sering "digambarkan" oleh umat Muslim dengan sebutan "DZAT" adalah sama dengan berbagai zat yang diciptakan oleh Allah sendiri.

Yang Benar Allah, YHWH, Atau Yesus?

Umat kristen sendiri tidak sadar kalau sebenarnya kata YHWH baru di kenal setelah tahun 200an Masehi. Dalam Septuaginta sebelum tahun itu, nama YHWH tidak diterjemahkan melainkan muncul dalam huruf Paleo-Hebrew. Baru setelahnya YHWH diterjemahkan sebagai Kurios.

Kesalahan Memahami Makna YHWH


Para pendeta dan pastor mengatakan bahwa MUSA menyembah YHWH, bukan ALLAH. Demikian mereka mengajarkan kepad jemaatnya. Maka inilah "tinjauan ulang" atas ajaran mereka.

Susunan huruf tetragrammaton YHWH tidak satu manusia ibranipun yang berani mengeja YHWH menjadi Yahweh ~ Yehovah ~ Yehuwa, dll. Mereka meyakini salah satu perintah Tuhan dalam ALKITAB YAHUDI adalah diharamkannya menyebut namaNya secara sembarangan.


Ulangan 5:7 dan Keluaran 20:7 menyatakan: Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.      

Tetragrammaton YHWH adalah Nama Tuhan dalam literatur bangsa YAHUDI yang mana susunan huruf ini tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata (SHEM HA MEFORASH), UNUTTERABLE NAME, INEFFABLE NAME, dan karenanya tidak boleh dibaca atau diucapkan kesempatan yang tidak suci, seperti pembacaan dan doa. Hal inimembuat umat terdahulu membaca nama TUHAN dengan panggilan Adonai (My Lord, Tuanku, Sayyidina). Bentuk tertulis lain seperti dibaca Ha Shem (Sang Nama, The Name, Al-Asma’), digunakan karena alasan yang sama. Tidak boleh tidak mereka menulis nama YHWH kecuali menggantinya dengan ADONAY. Anda bisa melihat bukti bagaimana Shema Yisrael, kata YHWH dibaca oleh kaum Yahudi sebagai ADONAY

Dan ini tidak bermasalah ketika kaum YAHUDI menjaga BAHASA IBRANI KUNO sebagai bahasa percakapan mereka sehari-hari. Masalah datang ketika mereka diusir dari bumi Yerusalem pada tahun 70 M oleh Jenderal Titus Panglima Romawi. Kaum Yahudi terusir dari budaya dan kampung halaman. DIASPORA adalah nasib mereka. Menjalani kehidupan sebagai orang asing di antara bangsa-bangsa. Terjadilah mereka tercabut dari akar budaya YAHUDI KUNO. Bahasa dan budaya mereka mengalami akulturasi dengan budaya lain. Bahasa IBRANI mereka menjadi bahasa tulisan bagi mereka. Bahasa yang digunakan pada acara-acara pembacaan TORAH. Bukan bahasa sehari-hari. Maka wajar jika mereka SAMPAI hari ini tak tahu bagaimana mengucapkan HURUF YHWH.

Musibah datang ketika sekelompok  Kristen Eropa  memulai wacana NAMA TUHAN. Secara spekulatif dan berani, tanpa ada kekhawatiran dan ketaatan kepada HUKUM TAURAT, mereka mengeja YHWH secara mentah-mentah sebagai JEHOVAH. Mereka menyebut  JEHOVAH sebagai“The proper name of God in the Old Testament”.  Mereka tidak menghiraukan kenyataan adanya prinsip bahasa Ibrani kuno yang disebut QEREL KATIB, yakni MEMBACA TEKS sesuai dengan MAKSUD PENULIS TEKS. Hal ini dilanggar oleh mereka dan melupakan fakta bahwa BAHASA IBRANI KUNO ditulis dengan HURUF GUNDUL tanpa TANDA BACA VOKAL MASORET. Entah terjadi secara kebetulan atau ada faktor saling memepengaruhi, tanda baca MASORET muncul pada abad ke 7 s/d 11 (Sumber: Wikipedia) bersamaan dengan PEMAKAIAN TANDA BACA HAROKAT pada sistem PEMBACAAN ALQUR’AN dunia ISLAM. Maka sangat pasti “Yehova” ,”Yahweh” adalah sebuah vokalisasi tentatif terkaan semata (Sumber: Wikipedia) dan bukan sebuah vokalisasi yang di dasarkan pada Qerel Kativ dimana YANG TERBACA dari TEKS adalah HARUS sesuai dengan kehendak YANG MENULIS TEKS. Inilah yang terluput oleh mereka yang memaksakan pembacaan YHWH sebagai YAHWEH dan karena itu timbullah KETIDAK SERAGAMAN dalam membaca huruf ini. Ada yang membaca YHWH sebagai Yehuwa, Yehova, Yehovah, Jehova, atau Jehovah.

KESMPULANNYA
  • Ada keterputusan RANTAI PENGUCAPAN turun temurun.
  • Keterputusan SEJARAH IBRANI akibat HILANGNYA JATI DIRI AKIBAT DIASPORA 2000 tahun.
  • Bahasa Ibrani sehari-hari yang ada digunakan sekarang di Israel adalah hasil dari usulan seorang Nasionalis pada awal abad ke 20, Eliezer ben Yehuda, yang mengusulkan penggunaan bahasa IBRANI SEPHARDIK sebagai bahasa Ibrani Modern.
  • Huruf Ibrani hari ini bukanlah Huruf Ibrani 2000 tahun lalu, di mana gaya bacanya berbeda.

SOLUSINYA?
Yang paling baik untuk mengetahui bagaimana Yahudi Kuno dan Nasrani pengikut Yesus mengucapkan kata YHWH adalah dengan merujuk pada BUDAYA TERDEKAT, yaitu budaya di mana kaum Yahudi dan Nasrani awal banyak ditemukan selain di Bumi Syam. Budaya apakah itu? TIMUR TENGAH!

Sampai tahun 600 an Masehi dalam Tradisi YAHUDI dan KRISTEN TIMUR TENGAH TERCATAT dalam sejarah menyebut nama TUHAN sebagai ALLAH.

Tidak ada perdebatan antara YAHUDI TIMUR TENGAH yakni YAHUDI MIZRAHIM dan KRISTEN TIMUR TENGAH yakni KRISTEN ORTHODOX SYAM (SYRIA) dengan NABI kami tentang NAMA TUHAN. Mereka selalu merujuk nama TUHAN sebagai ALLAH.

YAHUDI dan NASRANI ARAB hanyalah kafir tidak percaya bahwa NABI kami adalah UTUSAN ALLAH. Tidak ada CATATAN HADITS yang menyebutkan YAHUDI dan NASRANI TIMUR TENGAH menolak NABI kami karena tidak menyembah TUHAN BERNAMA YAHWEH.

Nama Yahweh tidak dikenal dalam sejarah YAHUDI ARAB ataupun KRISTEN SYAM TIMUR TENGAH. Mereka hanya tidak PERCAYA beliau benar-benar utusan ALLAH. Mereka sama sekali tidak mendebat dan mempermasalahkan nama Yahweh. Mereka, pada era 14 abad yang lalu, tidak menyebut nama TUHAN kecuali ALLAH. Lalu, bagaimanakah mereka melafadzkan (mengucapkan) nama ALLAH? Persis seperti kami kaum muslimin melafadzkan nama ALLAH.

Ada kemiripin dengan Pengucapan AHWH ~ IHWH ~ YHWH.
Mengeja huruf YHWH menjadi Yahweh adalah KESALAHAN manusia MODERN memahami bacaan teks aksara KUNO. Dan KESALAHAN manusia MODERN memahami bahwa TEKS YHWH dibaca YAHWEH.

Seperti bangsa kita membaca DAHOELOE BERDJOANG tidak bisa anda baca dengan memakai EJAAN SEKARANG - EYD.

Huruf IBRANI adalah HURUF GUNDUL - tanpa Niqqod - Yakni tanpa Harokat, atau Tanda Baca Vokal, Vowel, dan TANPA SPASI.

Jika anda mengetik huruf SMS “bsk jgn lp ktm d rmhk” maka anda bangsa Indonesia akan membacanya “besok jangan lupa ketemu di rumahku”, karena anda sehari-hari menggunakan bahasa percakapan BAHASA INDONESIA. Akan tetapi apa yang terjadi dengan seorang Australia membaca huruf-huruf SMS diatas? Apalagi jika Australi ini hidup 100 tahun dari sekarang. Apalagi jika HURUF SMS itu TANPA SPASI seperti: ”bskjgnlpktmdrmhk”

Apalagi jika di zaman berikutnya bangsa Indonesia mempunyai EJAAN YANG LEBIH DISEMPURNAKAN LAGI - alias berbeda penulisannya dari sekarang!

Jadi, apa yang anda baca sekarang tidak bisa anda bawa gaya pengejaaannya ke zaman setelah sekarang. Contoh yang agak mirip tentang beda budaya beda tulisan dan pengucapan adalah seperti anda yang menamakan seorang yang bernama ARAMI ESHUA, dibaca ‘Iisa dalam bahasa ARAB (Seperti penulisan Moshe untuk pengucapan indonesia Musa) menjadi Nama Ibrani Yeshua, Ieshua, dan menjadi Nama Yunani Iesous, Yesus (Penambahan akhiran -ous pada budaya Yunani,seperti Yakob menjadi Yakobus..Paul menjadi Paulus.dll) dan terEropakan menjadi Jesus (Jerusalem dari Yerusakem, Ierusalayim, Jericho dari Yeriko, Jordania untuk pengucapan Yordania).

Nama yang berbeda untuk menyebut satu sosok yang sama.



Bangsa Arab dari dahulu adalah bangsa yang terkenal kuat dalam tradisi lisan dan hafalan. Tidak ada suatu informasi yang datang baik berupa kabar maupun syair kecuali mereka dengar dan mereka hafalkan. Bisa di pahami karena kebanyakan bangsa ARAB Kuno tidak banyak memahami budaya BACA TULIS. Sebagai pengganti informasi turun temurun maka TEKS tidak menduduki tempat utama dalam Kehidupan Gurun mereka (Sumber: Situs Sejarah)

PS:Coba balik huruf ibrani YHWH dengan posisi 90 derajat horizontal, lalu 180 derajat vertical seperti image di sebelah ini. Apa yang kemudian anda lihat? 

Insya Allah, pada akhirnya kita akan sampai pada kesimpulan yang pasti.

Bacalah TETRAGRAMMATON YHWH dengan pengucapan ALLAH sebagaimana NASRANI TIMUR TENGAH dan YAHUDI TIMUR TENGAH membaca susunan huruf YHWH.

Wallahu a’lam bish shawab.

Akal Akalan Yahudi Yang Dimanfaatkan Oleh Kristen

IBRAHIM DAN PERINTAH SUNAT
DALAM BERBAGAI DISKUSI lintas agama, khususnya antara Islam dan Kristen, soal ritual khitan (sunat) sering dimunculkan orang, umumnya kaum Muslim mempertanyakan mengapa ajaran Kristen tidak lagi mementingkan sunat sebagaimana yang diajarkan dalam Perjanjian Lama, sebagai suatu tanda perjanjian antara Tuhan dengan nabi Ibrahim dan keturunannya sampai kepada Yesus Kristus? Sebab sebagai pengikut Yesus, umat Kristen seharusnya juga melaksanakannya.

Apa Makna Ucapan Yesus, Aku Dan Bapa Adalah Satu?


Bukalah KITAB YOHANES 10, lalu perhatikan yang berikut ini:

10:23 Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo.
10:24 Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.”
10:25 Yesus menjawab mereka: “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,
10:26 tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.
10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.
10:29 Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.

Pengertian Mukjizat Dalam Islam

MUKJIZAT, mu'jizat atau mujizat (Arab معجزة, Baca Mu'jizah) adalah perkara yang di luar kebiasaan, yang dilakukan oleh Allah melalui para nabi dan rasul-Nya, untuk membuktikan kebenaran kenabian dan keabsahan risalahnya.[1]

Etimologi
Kata mukjizat berasal dari kata bahasa Arab yang berarti melemahkan, dari kata ‘ajaza (lemah). Dalam aqidah Islam mukjizat dimaknakan sebagai suatu peristiwa yang terjadi di luar kebiasaan yang digunakan untuk mendukung kerasulan seorang rasul, sekaligus melamahkan lawan-lawan para rasul. Pengertian ini terkait dengan kehadiran seorang nabi atau rasul. Nabi dan rasul di dalam menyampaikan ajarannya selalu mendapatkan tantangan dari masyarakatnya. Misalnya, ajarannya dianggap obrolan bohong, bahkan dianggap sebagai tipu daya (sihir).[2][3][4] Untuk membuktikan kerasulan tersebut sekaligus membantah tuduhan para penantangnya, lalu nabi diberi kelebihan (mukjizat) berupa peristiwa besar yang luar biasa. Peristiwa inilah yang disebut dengan mukjizat.

Mukjizat dalam Islam
Mukjizat merupakan kejadian/kelebihan di luar akal manusia yang tidak dimiliki oleh siapapun, karena mukjizat hanya dimilki oleh para rasul yang diberikan oleh Allah kepada para rasul-Nya. Sedangkan apabila ada seseorang yang memilki sesuatu yang luar bisa itu tidak bisa dikatakan sebagai mukjizat melainkan karomah. Kemudian ada pula istilah irhasat dan khawariqirhasat adalah pertanda yang terjadi untuk menunjukkan tanda kelahiran seorang nabi (sebelum kenabian). Sedankan khawariq adalah kejadian yang terjadi dalam keadaan yang luar biasa.[5]

Mukjizat biasanya berisi tentang tantangan terhadap hal-hal yang sedang menjadi trend pada zaman diturunkannya mukjizat tersebut. Misalnya pada zaman Musa, trend yang sedang terjadi adalah ilmu sihir maka dengan mukjizat tongkat Musa bisa berubah menjadi ular dan mengalahkan ilmu sihir orang lain yang ada di sekitarnya. Juga pada zaman Isa, trend yang sedang berkembang adalah ilmu kedokteran dan pengobatan, maka pada saat itu mukjizat Isa adalah bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal yang merupakan puncak dari ilmu pengobatan.

Demikian juga pada zaman Muhammad, trend yang sedang berkembang adalah ilmu sastra. Maka disaat itulah dirunkan Al-Qur'an sebagai mukjizat Muhammad. Nabi yang pada saat itu tidak bisa membaca dan menulis tapi bisa menunjukkan Al-Quran yang diyakini oleh umat Muslim, memiliki nilai sastra tinggi, tidak hanya dari cara pemilihan kata-kata tapi juga kedalaman makna yang terkandung di dalamnya sehingga Al-Quran dapat terus digunakan sebagai rujukan hukum yang tertinggi sejak zaman masa hidup nabi sampai nanti di akhir zaman.

Beberapa contoh mukjizat para nabi dan rasul:
  • Daud memiliki suara merdu sehingga makhluk lain pun ikut bertasbih bersamanya, sanggup berbicara dengan burung, dan berhasil mengalahkan Jalut seorang prajurit raksasa dari negeri Filistin, sanggup melunakkan besi dengan tangan kosong.
  • Ibrahim tidak hangus dibakar, karena api yang membakarnya berubah menjadi dingin.
  • Yusuf memiliki ketampanan luar biasa dan mampu mentakwilkan mimpi-mimpi.
  • Shaleh berupa unta betina yang tidak boleh disembelih, sebagai hujjah atas kaumnya.
  • Yunus bisa hidup di dalam perut ikan nun selama tiga hari.
  • Sulayman sanggup berbicara dalam bahasa hewan, menguasai bangsa jin, mampu menundukkan angin, memiliki permadani yang terbuat dari sutera hijau dengan benang emas dengan ukuran 60 mil panjang dan 60 mil lebar.
  • Musa berupa tongkat, tangan, belalang, kutu, katak, darah, topan, laut, dan peristiwa-peristiwa di Bukit Thur.
  • Isa berupa kemampuan menyembuhkan orang buta, menyembuhkan penderita kusta dan menghidupkan orang mati.
  • Muhammad berupa Isra dan Mi'raj, membelah bulan untuk membuktikan kenabiannya terhadap orang Yahudi, bertasbihnya kerikil di tangannya, batang kurma yang menangis, pemberitaan Muhammad tentang peristiwa-peristiwa masa depan ataupun masa lampau, tetapi mukjizat yang terbesar adalah Al-Qur’an.
Bentuk mukjizat

Mukjizat-mukjizat tersebut tidak lepas dari bentuk-bentuk berikut ini:
  • Ilmu, seperti pemberitahuan tentang hal-hal ghaib yang sudah terjadi ataupun yang akan terjadi, umpamanya pengabaran Isa kepada kaumnya tentang apa yang mereka makan dan apa yang mereka simpan di rumah-rumah mereka. Sebagaimana pengabaran Muhammad tentang fitnah-fitnah atau tanda-tanda hari kiamat yang bakal terjadi, sebagaimana banyak dijelaskan dalam hadits-hadits.
  • Kemampuan dan kekuatan, seperti mengubah tongkat menjadi ular besar, yakni mukjizat Musa yang diutus kepada Firaun dan kaumnya. Kemudian penyembuhan penyakit kulit, buta, serta menghidupkan orang-orang yang sudah mati, yang kesemuanya adalah mukjizat Isa. Juga terbelahnya bulan menjadi dua yang merupakan salah satu mikjizat Muhammad.
  • Kecukupan, misalnya perlindungan bagi Muhammad dari orang-orang yang menginginkan kejahatan kepadanya. Hal ini sering terjadi, ketika di Makah sewaktu malam hijrah, ketika di dalam gua, lalu dalam perjalanan ke Madinah ketika bertemu dengan Suraqah bin Malik, lalu di Madinah ketika orang-orang Yahudi ingin menculiknya dan lain-lain. Contoh-contoh ini yang diyakini oleh umat Muslim menunjukan bahwa Allah mencukupi rasul-Nya dengan perlindungan, sehingga tidak membutuhkan lagi perlindungan makhluk lain.
Dari tiga jenis mukjizat para nabi di atas jelaslah bahwa pada hakekatnya bertujuan untuk membenarkan kerasulan para rasul, dengan kemapuanya melebihi kemampuan masyarakatnya. Masyarakatnya tidak berdaya (‘ajaza) menantang para rasul, sehingga mereka menerima kebenaran ajaran yang dibawa para rasul.


Para nabi memiliki mukjizat yang berbeda sesuai dengan kondisi masyaraktnya. Musa, karena masyarakatnya sangat ahli dalam ilmu sihir, maka mukjizatnya ialah kemampuan mengubah tongkat menjadi ular besar, yang mampu menelan semua ular yang dimunculkan para penyihir Fir’aun. Isa, karena masyarakatnya ahli di bidang pengobatan, mukjizatnya ialah kemampuan menyembuhkan orang buta sehingga mampu melihat kembali.

Sedangkan Muhammad, karena masyarakatnya ahli dalam bidang sastra, maka mukjizatnya ialah Al-Qur’an, yang melebihi sastra Arab gubahan para sastrawan yang dianggap tidak ada yang mampu menyaingi Al-Qur’an ketika itu. Bagaimana canggihnya kemampuan sastrawan Arab, namun mereka tidak mampu (tidak berdaya) menyamai al-Qur’an.

Mukjizat dalam Kristen
Mukjizat' adalah suatu kejadian atau peristiwa yang luar biasa atau di luar kebiasaan yang dilakukan oleh TUHAN (YHWH) atau oleh Allah atau oleh Kuasa Roh TUHAN dengan tujuan tertentu, misalnya untuk meneguhkan pengutusan seorang Nabi TUHAN, seorang Rasul Tuhan maupun seorang hamba Tuhan.

Etimologi
Mukjizat' berasal dari Bahasa Arab المعجزات (Baca: al-Mu'jizat), bermakna "suatu kejadian atau peristiwa atau fenomena yang luar biasa atau di luar kebiasaan atau yang secara normal tidak dapat dilakukan oleh manusia atau oleh mesin buatan manusia maupun oleh makhluk hidup ciptaan Tuhan, sehingga secara meyakinkan hanya dapat dilakukan oleh kuasa Tuhan sendiri." Tetapi suatu kejadian yang luarbiasa mungkin saja merupakan sesuatu hal atau temuan yang baru yang nampak seperti sebuah mukjizat, namun jika dikemudian hari hal tersebut menjadi pengetahuan yang dapat dikuasai oleh manusia, sehingga banyak orang atau mesin buatan manusia dapat mengulangi kejadian, peristiwa atau fenomena serupa, maka kejadian, peristiwa atau fenomena tersebut tidak dapat dikategorikan atau digolongkan sebagai mukjizat.

Alkitab mencatat begitu banyak kejadian atau peristiwa yang secara meyakinkan dapat digolongkan sebagai mukjizat. Berikut beberapa contoh mukjizat yang tercatat di Alkitab yang secara meyakinkan merupakan perbuatan TUHAN dengan alasan yang menguatkannya.

Penciptaan langit dan bumi
Kitab Kejadian menceriterakan bagaimana Allah menciptakan Bumi dan segala isinya dalam enam hari menurut bilangan Tuhan(Kejadian 1:1-31). Langit dan Bumi diciptakan dari ketiadaan (kosong) menjadi ada sehingga sangat meyakinkan bahwa penciptaan langit dan Bumi merupakan mukjizat yang dikerjakan oleh Allah.

Mukjizat yang dilakukan melalui Nabi Musa (Lihat selengkapnya di sini)

Kitab Keluaran mencatat mukjizat-mukjizat TUHAN yang dilakukan melalui Nabi Musa antara lain sebagai berikut.
  • Mengadakan berbagai tulah kepada negeri Mesir demi membebaskan bangsa Israel, yang dikenal dengan nama 10 Tulah Mesir.
  • Mengadakan mukjizat membelah Laut Merah ketika orang Mesir mengejar orang Israel dengan maksud membawa orang Israel kembali, setelah orang Israel dibebaskan dari perbudakan.Mukjizat itu membuat seluruh orang Mesir hanyut tenggelam di dalam Laut Merah.
  • Ketika bangsa Israel bersungut-sungut oleh karena persediaan makanan dan air mereka sudah habis. Oleh karena itu, Tuhan menjawab doa Musa dan mengirimkan Manna dan burung puyuh. Manna adalah seperti roti yang terbentuk dari embun. Manna ini muncul di pagi hari. Sementara burung puyuh dikirim oleh Tuhan setiap sore oleh angin yang kencang.
  • Ketika bangsa Israel menemukan sebuah mata air yang pahit. Lalu Musa melemparkan sebuah cabang kayu ke situ dan air itu menjadi manis.
  • Ketika bangsa Israel bersungut-sungut oleh karena tidak ada air, sehingga Musa, atas perintah Tuhan, memukul sebuah bukit batu dengan tongkatnya, dan air memancar. Namun Musa mengatakan suatu perkataan yang dianggap Tuhan tidak pantas, sehingga itu menyebabkan Musa tidak dapat masuk ke tanah Kanaan bersama bangsa Israel.
  • Ketika Bangsa Israel mendapat serangan dari ular ketika di padang gurun oleh karena Tuhan murka kepada bangsa Israel yang terus bersungut-sungut. Kemudian Tuhan menyuruh Musa membuat patung ular dari tembaga. Siapapun yang melihat kepada patung itu, akan sembuh dari racun gigitan ular-ular itu.

Mukjizat Yesus (Lihat selengkapnya di sini.)

Mukjizat Muhammad saw  (Lihat selengkapnya di sini)



CATATAN KAKI:
  1.  Al Irsyad ila Shahih al I’tiqad, karya Syeikh Shalih al Fauzan, hal.205.
  2.  "Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menhendaki niscaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (Al Quran) ini tidak lain hanyalah dongeng-dongengan orang-orang purbakala." (Al-Anfal 8:31)
  3.  "Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta." (Shad 38:4)
  4.  "Dan tatkala kebenaran (Al Quran) itu datang kepada mereka, mereka berkata: "Ini adalah sihir dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingkarinya." (Al-Zukhruf 43:30)
  5.  Perbedaan Mukjizat, Irhasat dan Khawariq di Scribd.com
Referensi
Pranala luar

Mencermati Ledakan Populasi Muslim Di Seluruh Dunia


SAAT INI jumlah populasi muslimin dunia tercatat mencapai satu setengah miliar jiwa atau sekitar 23 persen dari seluruh penduduk bumi. Umat Islam tersebar di lebih dari 120 negara, sementara di 35 negara, warga Muslim tercatat sebagai mayoritas sementara di sekitar 29 negara, umat Islam adalah warga minoritas yang berpengaruh. Di 28 negara, Islam ditetapkan sebagai agama resmi seperti di Republik Islam Iran, Mesir, Kuwait, Irak, Maroko, Pakistan dan Arab Saudi.

Dari seluruh negara di dunia, Indonesia menempati urutan teratas jumlah populasi Muslim terbanyak dengan lebih dari 200 juta jiwa, menyusul setelahnya Pakistan dengan lebih dari 170 juta jiwa dan India dengan 160 juta jiwa. Tempat keempat hingga keenam diduduki oleh Bangladesh, Mesir dan Nigeria. Sementara Iran, Turki, Aljazair dan Maroko berada di urutan berikut.

Berdasarkan data yang dihimpun tahun 1980, populasi umat Islam tercatat sebanyak 800 juta jiwa. Jumlah itu membengkak menjadi 1,3 miliar jiwa pada tahun 2004. Sejak tahun 1995, India tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan warga Muslim paling pesat di dunia disusul kemudian oleh Pakistan, Indonesia, Nigeria dan Bangladesh. Perkembangan dan meningkatnya jumlah populasi Muslim di dunia khususnya di Eropa menjadi fenomena yang menarik perhatian para sosiolog. Fenomena ini ditanggapi oleh para pemimpin negara-negara Barat dengan sinis dan dianggap sebagai bahaya yang mengancam kepentingan mereka.

Peningkatan populasi umat Islam tidak bisa lepas dari kian membaiknya indeks kesehatan di negara-negara Islam yang disertai dengan menurunnya angka kematian bayi. Banyak pakar yang meyakini bahwa negara-negara Barat menutup mata dari membaiknya kondisi kesehatan dan kemajuan kedokteran di negara-negara Muslim sehingga mengaitkan pertumbuhan pesat populasi Muslim dunia dengan peningkatan angka kelahiran semata. Padahal, keberhasilan negara-negara Islam dalam menekan angka kematian bayi merupakan faktor yang sangat signifikan.

Dewasa ini ada dua pandangan dan analisa tentang demografi umat Islam di dunia yang menunjukkan bahwa masalah kependudukan, khususnya menyangkut umat Islam dipengaruhi oleh kondisi politik. Pandangan pertama melihat dari ketaatan dalam melaksanakan ibadah dan kewajiban beragama. Untuk itu, mereka yang digolongkan ke dalam komunitas Muslim hanya mereka yang melaksanakan shalat dan aktif dalam kegiatan agama.

Sementara pandangan kedua dengan cakupan yang lebih luas adalah memasukkan kecenderungan budaya dan keagamaan, sehingga menyebut semua orang yang menerima Islam sebagai bagian dari komunitas Muslim. Tentunya jika parameter pertama yang menjadi ukuran, mayoritas umat Yahudi dan Kristen akan dikeluarkan dari kelompok agama mereka, karena sebagian besar tidak mengikuti ritual keagamaan yang mereka anut.

Pertumbuhan populasi umat Islam di dunia dianggap sebagai ancaman oleh sejumlah rezim Barat dengan mengesankannya sebagai revolusi populasi kependudukan dunia oleh umat Islam. Hal itu sengaja dilakukan sebagai upaya dari Islamphobia yang memang sedang digalakkan oleh Barat. Padahal dalam 30 tahun terakhir, keluarga Muslim cenderung mengurangi jumlah anak yang tentunya berakibat pada menurunnya jumlah populasi umat.

Tahun 1975 tercatat rata-rata keluarga Muslim memiliki 6,5 anak. Angka ini menurun menjadi 4 anak pada tahun 2004, bahkan di sejumlah negara Muslim penurunan terjadi lebih drastik menjadi 2,6 anak dalam setiap keluarga. Kondisi yang lebih parah terjadi di masyarakat Muslim di Indonesia, Aljazair dan negara-negara Asia tengah termasuk Rusia. Sementara kondisi di Turki dan Azerbaijan sama dengan kebanyakan masyarakat Eropa. Memang di sejumlah kawasan, mengingat peningkatan jumlah warga Muslim di wilayah yang berdekatan dengan kawasan non Muslim terjadi peningkatan yang signifikan akibat pertumbuhan internal atau imigrasi umat Islam dalam skala besar.

Timur Tengah, Eropa, Rusia dan India adalah kawasan di mana demografi kependudukan sangat menentukan pergeseran kondisi sosial, politik dan budaya. Sebelum memasuki penjelasan masalah ini perlu dicermati unsur geopolitik dan hubungannya dengan benturan dan gesekan antar umat beragama di kawasan tersebut. Dengan demikian, besarnya jumlah populasi akan menentukan keunggulan satu kelompok.

Misalnya, di Palestina, pertumbuhan populasi warga Arab dibanding warga Yahudi sangat menentukan perimbangan kekuatan warga Palestina. Tahun 2004, di wilayah yang oleh Barat disebut Israel, jumlah populasi warga Arab mencapai satu juta 70 ribu jiwa atau sekitar 16 persen dari total warga Israel. Dari jumlah itu 450 ribu berusia di bawah 15 tahun. Pertumbuhan warga Arab dilihat dari angka kelahiran anak mencapai 3,4 persen sementara angka ini di kalangan warga Yahudi tidak lebih dari 1,4 persen.

Masih tentang Palestina. Di wilayah otonomi jumlah populasi warga mencapai 3,5 juta jiwa. Di Gaza warga Palestina tercatat sebanyak 1,25 juta jiwa dengan pertumbuhan 4 persen. Tercatat, pertumbuhan populasi warga Palestina tiga kali lipat lebih besar dari pertumbuhan warga Yahudi. Di sela-sela masalah pengungsi Palestina yang belum juga tuntas, populasi warga Palestina lebih besar dua kali lipat dibanding warga Yahudi.

Israel, yang mengklaim diri sebagai negara Yahudi di tengah lautan umat Islam hanya memiliki populasi 7,5 juta jiwa. Sementara, negara-negara yang bertetangga dengan Palestina pendudukan yaitu Negara-negara Arab-Islam yang terdiri dari Lebanon, Suriah, Jordania dan Mesir memiliki populasi penduduk lebih dari 100 juta jiwa. Israel semakin terjepit dengan menurunnya angka imigrasi warga Yahudi ke Palestina.

Yang lebih menarik adalah berkurangnya populasi warga Kristen di sejumlah negara Timur Tengah seperti Mesir, Suriah, Lebanon dan Palestina. Tahun 1914, warga Kristen mencapai 26 persen populasi negara-negara ini. Namun data tahun 1995 angka itu menurun drastis menjadi 9,2 persen.

Kondisi yang terjadi di Rusia juga menarik perhatian para pemerhati. Pendataan yang dilakukan tahun 1989 menunjukkan bahwa populasi warga Muslim Rusia tercatat sebanyak 12 juta jiwa atau delapan persen dari total kependudukan negara itu. Sementara pada tahun 2002 dicatat peningkatan populasi warga Muslim menjadi lebih dari 14 juta jiwa. Sejumlah sumber tak resmi bahkan menyebutkan angka yang mencapai 20 juta jiwa. Tahun 2005, Ketua Dewan Mufti Rusia Ainuddin mengatakan bahwa jumlah warga Muslim di Rusia mencapai 23 juta jiwa. Diperkirakan bahwa salah satu faktornya adalah imigrasi warga Muslim dari negara-negara Muslim bekas Uni Soviet ke Rusia. Dengan demikian, Islam menempatkan diri sebagai agama mayoritas kedua di Rusia.

Data tahun 1991 menyebutkan adanya 300 masjid di Rusia. Jumlah ini meningkat menjadi delapan ribu masjid pada saat ini. Ketika Uni Soviet runtuh dan Republik Federasi Rusia terbentuk, tidak ada satupun pusat pendidikan agama Islam di sana. Namun kini minimal ada 50 sampai 60 sekolah Islam yang memberikan pendidikan agama kepada lebih dari lima ribu pelajar Muslim. Tahun 1991, hanya 40 warga Muslim Rusia yang menunaikan ibadah haji. Akan tetapi angka itu meningkat menjadi 13500 orang pada tahun 2005.

Data tak resmi menyebutkan bahwa di ibukota Moskow terdapat 1,5 juta warga Muslim dengan enam masjid. Dengan demikian, Moskow menjadi ibukota Eropa dengan populasi jumlah warga Muslim terbesar. Sebagian kalangan bahkan memprediksikan bahwa kedepannya Rusia bakal menjadi negara dengan mayoritas penduduknya yang beragama Islam.

Imigrasi orang Islam ke Amerika terjadi secara bertahap. Pada abad 19, kelompok-kelompok Muslim didatangkan ke Amerika untuk menggarap pekerjaan-pekerjaan yang tidak bisa dilakukan oleh orang-orang keturunan Eropa. Setelah berakhinya perang saudara di Negara itu dan sebelum pecahnya Perang Dunia I, pemerintah Amerika mendatangkan orang-orang Arab dari Suriah, Lebanon, Jordania dan Palestina untuk bekerja di sana. Mereka umumnya beragama Kristen namun ada pula kelompok Muslim di antara mereka, meliputi Muslim Sunni, Syiah, Alawi dan Druz.

Setelah berakhirnya Perang Dunia I yang disusul dengan runtuhnya imperium Utsmani terjadi gelombang kedua imigrasi orang Islam ke Amerika. Mereka umumnya berasal dari negara-negara yang dulunya berada di bawah kendali pemerintahan Utsmani. Pemetaan kependudukan berdasarkan etnik dalam undang-undang keimigrasian Amerika yang di awal abad 20 lebih banyak diperuntukkan bagi warga Eropa, jumlah imigran Muslim di Amerika masih sangat terbatas.

Gelombang ketiga imigrasi dimulai pada tahun 1930. Saat itu, berdasarkan undang-undang keimigrasian Amerika warga Muslim berhak untuk mengundang sanak keluarganya berhijrah ke Amerika. Gelombang keempat imigrasi terjadi pasca Perang Dunia II dan berlanjut sampai dekade 1960. Kebanyakan mereka yang berhijrah ke Amerika pada periode ini adalah pedagang, mahasiswa, dan teknisi di berbagai bidang. Mereka memilih berhijrah ke AS karena faktor ekonomi, budaya, pendidikan, dan sosial. Dengan adanya perubahan mendasar pada undang-undang keimigrasian di Amerika pada tahun 1965, pemerintah setempat menghapuskan pemetaan imigrasi berdasarkan etnis dan kebangsaan untuk digantikan dengan keahlian dan unsur ekonomi. Undang-undang ini kembali membuka peluang bagi sebagian warga Muslim untuk berpindah ke Amerika.

Gelombang kelima imigrasi berbarengan dengan terjadinya transformasi di tingkat global, kemelut di sejumlah negara Islam dan keterbatasan yang didapat di benua Amerika. Imigrasi gelombang, umumnya terjadi dengan tujuan wilayah Amerika utara dan Amerika Serikat. Imigran Muslim terbanyak pada periode ini berasal dari Pakistan, Bangladesh, Afghanistan, Iran, Indonesia, Malaysia, India, negara Arab, Palestina, Turki dan Afrika utara. Imigran Muslim ke Amerika semakin meningkat karena dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya perang Arab-Israel yang terjadi pada tahun 1967 dan 1973, perang saudara di Lebanon pada dekade 1970-80, dan pendudukan negara-negara Islam seperti Afghanistan yang dijajah oleh Uni Soviet. Transformasi lain yang berpengaruh adalah serangan Israel ke Lebanon, dua perang yang terjadi di Irak, kemerdekaan negara-negara Kaukasus dari Uni Soviet, dan pergolakan politik di wilayah utara Afrika.

Setengah abad yang lalu, para sosiolog dan pakar ilmu politik di Dunia Barat tak pernah menduga bahwa Islam di kemudian hari bakal menjadi satu kekuatan besar dalam tatanan internasional. Sebab, sampai saat itu, pengaruh umat Islam dalam percaturan politik, ekonomi, budaya dan regional sangat kecil. Di Amerika utara dan Amerika Serikat, komunitas Muslim dan aktivitas mereka tak pernah dipertimbangkan. Namun sejak tiga dekade silam, tepatnya setelah kemenangan revolusi Islam di Iran, semua prediksi dan peta kekuatan mendadak berubah. Islam kini menjadi satu kekuatan besar yang diperhitungkan oleh semua pihak dalam percaturan internasional.

Sejauh ini belum ada data akurat tentang populasi Muslim di Amerika. Sebab sensus kependudukan di negara itu yang dilakukan setiap sepuluh tahun sekali tidak menyertakan mazhab dan agama dalam pendataan. Karenanya, jumlah warga Muslim di negara tidak lebih dari perkiraan saja. Dalam datanya, pemerintah AS menyatakan bahwa sejak kemerdekaan Amerika sampai tahun 1965 jumlah imigran Muslim yang datang ke negara ini sangat kecil dibanding imigran dari negara-negara dan masyarakat non-Muslim. Ditambahkan bahwa jumlah imigran Muslim yang datang ke Amerika antara tahun 1820 sampai 1965 tercatat sebanyak 520 ribu orang yang kebanyakannya berasal dari kawasan Balkan di Eropa, Turki, India, Pakistan, dan Bangladesh.

Sementara itu, dari tahun 1966 sampai tahun 1980, imigran yang datang ke Amerika dari negara-negara Muslim meningkat hingga 800 ribu orang. Meski mayoritas mereka beragama Islam namun sebagian menganut agama lain seperti Kristen dan Yahudi. Jumlah imigran dari negara-negara Muslim kembali menunjukkan peningkatan mencapai 920 ribu jiwa pada dekade 1980 dan lebih dari satu juta jiwa antara tahun 1990 sampai 1997. Dengan penjelasan tadi, berarti jumlah imigran dari negara-negara Muslim yang datang ke AS antara tahun 1820 sampai 1997 mencapai total 3,3 juta jiwa atau hanya lima persen dari keseluruhan jumlah imigran yang mencapai 64 juta jiwa.

Saat ini populasi warga Muslim di AS diperkirakan berjumlah minimal enam juta dan maksimal 10 juta jiwa. Dari sekitar 10 juta warga Muslim sebagian besar menganut mazhab Ahlussunnah dan sekitar dua juta jiwa mengikuti mazhab Syiah. Sebagian besar Muslim Syiah di Amerika berasal dari Iran yang diperkirakan jumlah mereka mencapai satu juta jiwa. Selain dari Iran, warga Muslim Syiah di Amerika berasal dari Irak, Lebanon, Afghanistan, Arab Saudi, Pakistan, India, Azerbaijan, Tajikistan, Turkmenistan, Suriah dan negara-negara lain. Pada dekade 1970 dan 1960, Syiah di Amerika tergolong sebagai komunitas muslim yang aktif di kancah politik. Mereka memiliki andil besar dalam menggalang persatuan di antara umat Islam di Amerika.

Kecenderungan kepada Islam di kalangan Afro-Amerika menarik perhatian para pakar kependudukan. Sebagian besar mereka bermazhab Sunni dan hanya sebagian kecil yang mengikuti mazhab Syiah. Kelompok Muslim Amerika keturunan Afrika ini biasanya menunjukkan identitas keislaman lewat nama dan tradisi mereka.

Tingkat kecenderungan untuk memeluk Islam di Amerika pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 20 ribu kasus. 63 persen di antaranya berkenaan dengan warga keturunan Afrika, 27 persen wawrga kulit putih dan sembilan persen dari etnis Hispanik. Belum lama ini Radio Amerika seksi siaran bahasa Persia dalam sebuah laporannya membahas tentang perkembangan Islam di Amerika. Laporan ini dimulai dengan suara adzan. Reporter selanjutnya mengatakan bahwa suara adzan ini bukan berasal dari salah satu jalanan di Jakarta atau sebuah desa di Pakistan, tetapi dari menara Pusat Islam Washington yang berada di jalan Massachusset Washington tempat kebanyakan kedutaan besar asing berada. Pertumbuhan Islam di Amerika sedemikian pesat dan hal ini diakui oleh para petinggi Gedung Putih.

Mantan Menteri Luar Negeri AS Madeline Albright dalam sebuah pidatonya di Asosiasi Asia di New York menyebut Islam sebagai agama yang tumbuh pesat lebih cepat dibanding agama yang lain di Amerika. Sebagian besar warga Muslim Amerika tinggal di New York yang jumlah diperkirakan mencapai satu juta jiwa. Setelah New York, Los Angeles menempati urutan kedua disusul oleh Washington dan Detroit tempat kebanyakan imigran Arab Muslim memilih bertempat tinggal. Di New York terdapat 50 masjid dan pusat agama Islam yang sebagiannya dikelola oleh Louis Farrakhan.

Berbagai kalangan memprediksikan bahwa pada sepuluh tahun mendatang, Eropa harus membenahi kembali identitasnya dan menerima agama Islam dengan ajarannya yang mulia dan peradaban yang besar sebagai bagian dari budaya yang tak terpisahkan dari Eropa. Prediksi ini mengemuka sejalan dengan pertumbuhan warga Muslim di benua ini. Memang sejauh ini belum ada data yang pasti mengenai populasi jumlah warga Muslim mengingat tidak pernah ada upaya lembaga-lembaga resmi untuk mendatanya. Tahun 2010, sebuah koran Jerman menerbitkan laporan mengenai populasi warga Muslim Eropa yang diklaimnya mencapai 15 juta jiwa atau 3,3 persen dari total 455 juta penduduk benua ini.

Dari seluruh negara Eropa Barat, Jerman, Perancis, Austria dan Belanda adalah Negara dengan warga muslim terbanyak. Empat persen warga Jerman atau 3,2 juta jiwa beragama Islam. Angka ini sekaligus menempatkan warga Muslim sebagai minoritas terbesar di Jerman. Dari jumlah itu, 2,4 juta jiwa berasal dari etnis Turki sementara sisanya adalah imigran asal bekas Yugoslavia, Arab dan Iran. Di Inggris dengan populasi warga sebesar 60 juta jiwa, dua juta tercatat sebagai warga Muslim atau 3 persen dari total penduduk negara itu. Kebanyakan mereka berasal dari negara bekas jajahan Britania khususnya Pakistan dan Bangladesh. Di Perancis dengan pendudukan 60 juta jiwa, enam juta jiwa beragama Islam yang umumnya pendatang. Populasi warga Muslim Perancis didominasi oleh keturunan Turki.

Belanda, negara dengan penduduk 16 juta jiwa, 900 ribu warganya beragama Islam. di Austria, 340 ribu warga Muslim tercatat sebagai bagian dari masyarakat negara itu dengan total penduduknya yang berjumlah 8,1 juta jiwa. Warga muslim Austria umumnya datang dari Bosnia, diikuti oleh pendatang dari Turki, dan imigran dari negara-negara Muslim lainnya. Di Belgia dengan penduduknya yang berjumlah 10,3 juta jiwa, 380 ribu orang atau 3,7 persen beragama Islam yang kebanyakan datang dari Maroko dan Turki. Sementara itu, 70 persen warga Albania yang berjumlah 3,1 juta jiwa beragama Islam. Di Bosnia Herzegovina, 1,5 juta warga dari total 5,4 juta jiwa adalah warga Muslim.

Di Denmark dengan penduduknya sebanyak lima juta jiwa, lima persen warganya beragama Islam. Di Italia, jumlah warga Muslim mencapai 850 ribu jiwa atau setara dengan 1,4 persen penduduk. Di Spanyol yang mengakui Islam sebagai salah satu agama resmi, terdapat sekitar satu juta warga yang beragama Islam. Jumlah ini kurang lebih sama dengan 2,5 persen dari total penduduk di negara itu. Di Swedia jumlah warga Muslim mencapai 300 ribu jiwa dari sembilan juta penduduknya yang mayoritas beragama Kristen.

Beberapa waktu lalu, The Guardian menurunkan laporan dari Pusat Riset Piu di Eropa tentang pertumbuhan populasi warga Muslim yang sangat signifikan. Diprediksikan bahwa dalam 20 tahun ke depan, populasi warga Muslim di Inggris akan mengalami pertumbuhan yang paling tinggi di Eropa. Pusat riset lainnya di eropa bahkan menyebutkan angka yang jauh lebih tinggi. para pakar strategis Barat sebelumnya sudah memperingatkan akan terbentuknya komunitas Eropa Muslim pada tahun 2050. Faktor yang melahirkan fenomena ini adalah peningkatan imigrasi Muslim ke Eropa yang meningkat tajam disertai dengan kelahiran anak Muslim yang tinggi, dan di sisi lain menurunnya populasi warga pribumi di negara-negara Eropa. Apalagi, kepercayaan agama di tengah komunitas warga Eropa terhadap agama mereka juga semakin menurun.

Riset yang dilakukan oleh lembaga penelitian Kristen menunjukkan bahwa penurunan partisipasi warga Kristen dalam acara-acara ritual keagamaan di gereja. Riset ini menyebutkan bahwa di Inggris, hanya 6,3 persen warga Kristen yang setiap minggunya datang ke gereja untuk menghadiri acara keagamaan. Disebutkan pula bahwa dalam 15 tahun terakhir sekitar empat ribu gereja tepaksa ditutup dan dijual atau dialihfungsikan karena sepi pengunjung. Sebagian kalangan memprediksikan bahwa dalam beberapa tahun mendatang jumlah orang Kristen di Eropa yang beralih agama dan memeluk agam Islam akan mengalami peningkatan yang signifikan. Contohnya di Glasco, ada sekitar 200 orang yang asalnya beragama Kristen beralih ke agama Islam.

Para pemerhati mengatakan bahwa loyalitas warga Muslim di Eropa dan ketaatannya dalam menjalankan ritual keagamaan jauh lebih besar dibanding warga Kristen. Mereka rajin pergi ke masjid dan getol memedalam pengetahuan akan agama mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, generasi muda Muslim di Eropa justeru nampak lebih taat dalam beragama ketimbang orang tua mereka. Fenomena ini ditanggapi dengan sinis oleh sejumlah kalangan sehingga memunculkan isu yang menyebutkan tentang Eropa Islam. Isu inilah yang disinggung oleh Bernard Louis, salah seorang pakar budaya Barat dalam suratnya kepada Pemimpin umat Katolik dunia Paus Benediktus XVI. Dalam surat yang dikirin tahun lalu itu, Louis memperingatkan Paus akan kemungkinan jatuhnya Eropa ke tangan umat Islam di masa mendatang.

Pusat penelitian Piu dalam sebuah laporannya menyinggung soal penurunan polulasi warga Eropa seraya menambahkan bahwa pada tahun 2048, Perancis akan menjadi negara Republik Islam karena pertumbuhan populasi Muslim yang pesat yang di sana. Kondisi yang sama bakal dialamai Jerman pada sekitar tahun 2050. Koran Inggris The Guardian dalam laporannya menyebutkan bahwa bahaya yang lebih besar justeru muncul karena tidak adanya tindakan yang semestinya di Eropa terhadap warga Muslim khususnya di Inggris. Guardian menambahkan, diprediksikan bahwa pertumbuhan populasi warga Muslim bakal terjadi lebih pesat di Eropa barat dan utara.

Kenyataan bahwa Islam adalah agama yang sejalan dengan fitrah manusia sering diabaikan. Padahal faktor itulah yang menjadi pemicu ketertarikan banyak orang kepada agama ini. Alih-alih membuka mata dan menerima kenyataan yang ada, para penguasa rezim-rezim Eropa justeru mem,andang perkembangan Islam dan pertumbuhan jumlah warga Muslim di Eropa sebagai ancaman. Dengan memutarbalikkan fakta dan mengesankan Islam sebagai agama kekerasan dan anti damai, para pemimpin Eropa berusaha menjauhkan warganya dari Islam. Akibatnya propaganda Islamphobia gencar dilakukan oleh rezim-rezim itu. Seiring dengan itu, kubu nasionalis ekstrim di Eropa sengaja membesar-besarkan jumlah populasi umat Islam untuk mengesankannya sebagai ancaman besar bagi masyarakat Eropa. Padahal, jika dilihat dari prinsip demokrasi yang diagung-agungkan oleh Barat, seharusnya warga Muslim berhak hidup damai di kawasan itu.

Alhasil, seperti ditulis oleh The Guardian, diperkirakan bahwa pada tahun 2030 populasi warga Muslim di sembilan negara Eropa termasuk Perancis, Rusia dan Belgia akan meningkat menjadi lebih dari 10 persen. Hal ini menunjukkan bahwa untuk sepuluh tahun mendatang, Eropa sudah harus mempersiapkan diri mengubah identitasnya dan menerima Islam sebagai bagian dari peradaban Eropa.

[Sumber: IRIB Indonesia]

Baca juga: