Beginilah Alkitab Memandang Kaum Perempuan!
Dalam ruang debat lintas iman, khususnya antara Islam dan Kristen, berapa sering anda mendapati tudingan keras kepada Islam yang dianggap sebagai agama yang merendahkan derajat dan harkat kaum wanita? Banyak sekali bukan? Para debater Kristen tampak demikian yakin dalam melontarkan tuduhan yang demikian itu tanpa pernah menyadari bahwa sesuangguhnya Islam adalah ajaran yang paling menjunjung tinggi kehormatan wanita. Lantas, apakah ajaran kristen menghormati wanita sebaik yang mereka kira?
ALKITAB MENYALAHKAN PEREMPUAN ATAS DOSA ADAM DAN HAWA
[Ulangan 3:6] “Perempuan (Hawa) yang tergoda iblis untuk memakan buah pohon pengetahuan dan menyebabkan laki-laki (Adam) ikut memakan buah tsb dan melanggar larangan Tuhan”
[1 Timotius 2:14] “Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa”.
Dan atas dosanya itu, menurut Al Kitab, perempuan pun dikutuk oleh Tuhan.
[Ulangan 3:16] “Firman-Nya kepada perempuan itu: Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu”.
Sungguh kasihan perempuan, susah payahnya melahirkan anak justru dianggap sebagai kutukan Tuhan, bukan pengorbanan, dan birahinya kepada suami juga dianggap sebagai kutukan, bukan kecintaan.
Dan sebagai akibat dari dosanya tsb, perempuan pun ditempatkan di bawah kekuasaan laki-laki. Perempuan harus TUNDUK KEPADA SUAMI SEPERTI KEPADA TUHAN:
[Efesus 5:22-24] “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu”
[1 Korintus 11:3-9] Dan harkat laki-laki di mata Tuhan berada di atas perempuan.
“Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah”.
“Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya.”
“Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.”
“Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya”.
“Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki”.
“Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki.”
“Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.
Karena itulah perempuan DIWAJIBKAN menutup kepalanya, bukan sebagai tanda kehormatan tapi sebagai tanda harkat mereka yang berada di bawah laki-laki. Makanya sangat sedikit perempuan nasrani yang mau mengenakan penutup kepala.
PEREMPUAN TIDAK MEMILIKI HAK MENGEMUKAKAN PENDAPAT ATAU BERTANYA
“Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat.”
[1 Korintus 14:34-35] “Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat.”
[1 Timotius 2:11] “Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.”
PEREMPUAN TIDAK BOLEH MENJADI PENGAJAR
[1 Timotius 2:12] “Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.”
Alasannya? “Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa ” (1 Timotius 2:13)
HUKUM YANG BERLAKU BAGI PEREMPUAN
Apa yang terjadi jika seorang SUAMI MENUDUH ISTRINYA TIDAK PERAWAN LAGI SAAT DINIKAHI? Menurut alkitab:
[Ulangan 22:13-15} “Apabila seseorang mengambil isteri dan setelah menghampiri perempuan itu, menjadi benci kepadanya, menuduhkan kepadanya perbuatan yang kurang senonoh dan membusukkan namanya dengan berkata: Perempuan ini kuambil menjadi isteriku, tetapi ketika ia kuhampiri, tidak ada kudapati padanya tanda-tanda keperawanan–maka haruslah ayah dan ibu gadis itu memperlihatkan tanda-tanda keperawanan gadis itu kepada para tua-tua kota di pintu gerbang.”
Bayangkan, justru si istri yang harus menanggung malu dgn membiarkan para tetua kota memerika kemaluannya untuk mengetahui apakah ia perawan atau tidak.
Dan kalau ternyata si istri memang tidak perawan lagi, maka DIA HARUS DIRAJAM SAMPAI MATI:
[Ulangan 22:20-21] “Tetapi jika tuduhan itu benar dan tidak didapati tanda-tanda keperawanan pada si gadis, maka haruslah si gadis dibawa ke luar ke depan pintu rumah ayahnya, dan orang-orang sekotanya haruslah melempari dia dengan batu, sehingga mati–sebab dia telah menodai orang Israel dengan bersundal di rumah ayahnya. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat dari di antara kamu”.
Padahal seorang perempuan BISA KEHILANGAN KEPERAWANAN KARENA BANYAK HAL, misalnya kecelakaan, TIDAK HANYA KARENA BERZINAH.
Apabila seorang perempuan mengalami menstruasi, alkitab menganggap apapun yang disentuhnya dan siapapun yang disentuhnya serta siapapun yang menyentuh sesuatu yang telah disentuhnya sebagai telah terkena najis (Efesus 5:19-27). Kalau ini diterapkan, berarti perempuan itu HARUS MENGASINGKAN DIRI. Dan tidak cukup sampai di situ, menstruasi dipandang sebagai dosa dan perempuan yang mengalaminya harus melaksanakan upacara korban penghapusan dosa (Efesus 5:28-30)
Dan alkitab memandang perempuan sebagai hak milik laki-laki yang bisa dialihkan kepada siapa saja. Seorang istri yang ditinggalkan mati suaminya harus kawin dgn saudara laki-laki suaminya (Ulangan 25:5), perempuan dianggap sebagai rampasan perang (Ulangan 20:14, Ulangan 31:9, II Tawarikh 28:8, Hakim-hakim 21:14). Bagi alkitab, dalam peperangan tidak dibedakan perempuan, anak-anak, atau orang tua, semuanya boleh DIBUNUH (Bilangan 31:17, Ulangan 20:16, Yosua 6: 21, Yosua 10: 28).
Alkitab bahkan sempat-sempatnya membayangkan kejadian lucu seperti di bawah ini:
[Ulangan 25:11-12] “Apabila dua orang berkelahi dan isteri yang seorang datang mendekat untuk menolong suaminya dari tangan orang yang memukulnya, dan perempuan itu mengulurkan tangannya dan menangkap kemaluan orang itu, maka haruslah kaupotong tangan perempuan itu; janganlah engkau merasa sayang kepadanya.”
Nasibmu wahai perempuan, maksud hati hendak menolong suami, eh, malah tanganmu harus dipotong!
[Sumber: Islam Menjawab Fitnah]
ALKITAB MENYALAHKAN PEREMPUAN ATAS DOSA ADAM DAN HAWA
[Ulangan 3:6] “Perempuan (Hawa) yang tergoda iblis untuk memakan buah pohon pengetahuan dan menyebabkan laki-laki (Adam) ikut memakan buah tsb dan melanggar larangan Tuhan”
[1 Timotius 2:14] “Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa”.
Dan atas dosanya itu, menurut Al Kitab, perempuan pun dikutuk oleh Tuhan.
[Ulangan 3:16] “Firman-Nya kepada perempuan itu: Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu”.
Sungguh kasihan perempuan, susah payahnya melahirkan anak justru dianggap sebagai kutukan Tuhan, bukan pengorbanan, dan birahinya kepada suami juga dianggap sebagai kutukan, bukan kecintaan.
Dan sebagai akibat dari dosanya tsb, perempuan pun ditempatkan di bawah kekuasaan laki-laki. Perempuan harus TUNDUK KEPADA SUAMI SEPERTI KEPADA TUHAN:
[Efesus 5:22-24] “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu”
[1 Korintus 11:3-9] Dan harkat laki-laki di mata Tuhan berada di atas perempuan.
“Tetapi aku mau, supaya kamu mengetahui hal ini, yaitu Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah”.
“Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya.”
“Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.”
“Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya”.
“Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki”.
“Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki.”
“Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.
Karena itulah perempuan DIWAJIBKAN menutup kepalanya, bukan sebagai tanda kehormatan tapi sebagai tanda harkat mereka yang berada di bawah laki-laki. Makanya sangat sedikit perempuan nasrani yang mau mengenakan penutup kepala.
PEREMPUAN TIDAK MEMILIKI HAK MENGEMUKAKAN PENDAPAT ATAU BERTANYA
“Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat.”
[1 Korintus 14:34-35] “Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat.”
[1 Timotius 2:11] “Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.”
PEREMPUAN TIDAK BOLEH MENJADI PENGAJAR
[1 Timotius 2:12] “Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri.”
Alasannya? “Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa ” (1 Timotius 2:13)
HUKUM YANG BERLAKU BAGI PEREMPUAN
Apa yang terjadi jika seorang SUAMI MENUDUH ISTRINYA TIDAK PERAWAN LAGI SAAT DINIKAHI? Menurut alkitab:
[Ulangan 22:13-15} “Apabila seseorang mengambil isteri dan setelah menghampiri perempuan itu, menjadi benci kepadanya, menuduhkan kepadanya perbuatan yang kurang senonoh dan membusukkan namanya dengan berkata: Perempuan ini kuambil menjadi isteriku, tetapi ketika ia kuhampiri, tidak ada kudapati padanya tanda-tanda keperawanan–maka haruslah ayah dan ibu gadis itu memperlihatkan tanda-tanda keperawanan gadis itu kepada para tua-tua kota di pintu gerbang.”
Bayangkan, justru si istri yang harus menanggung malu dgn membiarkan para tetua kota memerika kemaluannya untuk mengetahui apakah ia perawan atau tidak.
Dan kalau ternyata si istri memang tidak perawan lagi, maka DIA HARUS DIRAJAM SAMPAI MATI:
[Ulangan 22:20-21] “Tetapi jika tuduhan itu benar dan tidak didapati tanda-tanda keperawanan pada si gadis, maka haruslah si gadis dibawa ke luar ke depan pintu rumah ayahnya, dan orang-orang sekotanya haruslah melempari dia dengan batu, sehingga mati–sebab dia telah menodai orang Israel dengan bersundal di rumah ayahnya. Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat dari di antara kamu”.
Padahal seorang perempuan BISA KEHILANGAN KEPERAWANAN KARENA BANYAK HAL, misalnya kecelakaan, TIDAK HANYA KARENA BERZINAH.
Apabila seorang perempuan mengalami menstruasi, alkitab menganggap apapun yang disentuhnya dan siapapun yang disentuhnya serta siapapun yang menyentuh sesuatu yang telah disentuhnya sebagai telah terkena najis (Efesus 5:19-27). Kalau ini diterapkan, berarti perempuan itu HARUS MENGASINGKAN DIRI. Dan tidak cukup sampai di situ, menstruasi dipandang sebagai dosa dan perempuan yang mengalaminya harus melaksanakan upacara korban penghapusan dosa (Efesus 5:28-30)
Dan alkitab memandang perempuan sebagai hak milik laki-laki yang bisa dialihkan kepada siapa saja. Seorang istri yang ditinggalkan mati suaminya harus kawin dgn saudara laki-laki suaminya (Ulangan 25:5), perempuan dianggap sebagai rampasan perang (Ulangan 20:14, Ulangan 31:9, II Tawarikh 28:8, Hakim-hakim 21:14). Bagi alkitab, dalam peperangan tidak dibedakan perempuan, anak-anak, atau orang tua, semuanya boleh DIBUNUH (Bilangan 31:17, Ulangan 20:16, Yosua 6: 21, Yosua 10: 28).
Alkitab bahkan sempat-sempatnya membayangkan kejadian lucu seperti di bawah ini:
[Ulangan 25:11-12] “Apabila dua orang berkelahi dan isteri yang seorang datang mendekat untuk menolong suaminya dari tangan orang yang memukulnya, dan perempuan itu mengulurkan tangannya dan menangkap kemaluan orang itu, maka haruslah kaupotong tangan perempuan itu; janganlah engkau merasa sayang kepadanya.”
Nasibmu wahai perempuan, maksud hati hendak menolong suami, eh, malah tanganmu harus dipotong!
[Sumber: Islam Menjawab Fitnah]
Artikel ini diunggah pada hari/tanggal: Rabu, 19 September 2012 jam 00.56 di bawah kategori Alkitab, Kristen. Anda dapat mengikuti semua respons atas artikel ini melalui RSS 2.0. Atau Anda sendiri dapat memulainya dengan menulis respons di sini.
# by ami - 15 Juni 2013 pukul 16.02
resep cara bikin bubur bayi
Hosea: 13 13:16 (14-1) Samaria harus mendapat hukuman, sebab ia memberontak terhadap Allahnya. Mereka akan tewas oleh pedang, bayi-bayinya akan diremukkan, dan perempuan-perempuannya yang mengandung akan dibelah perutnya.
# by Anonim - 5 Juli 2013 pukul 20.40
kalo mempelajari segala sesuatu jangan setengah2
Kej 2:18 ; TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
”Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia” (Kolose 3:19)
Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang” (1 Petrus 3:7).
Dan sesudah itu Ia berkata, 'Itu sebabnya laki-laki meninggalkan ibu bapaknya dan bersatu dengan istrinya, maka keduanya menjadi satu.' Jadi mereka bukan lagi dua orang, tetapi satu. Itu sebabnya apa yang sudah disatukan oleh Allah tidak boleh diceraikan oleh manusia” (Matius 19:5-6, BIS).
# by Anonim - 25 November 2013 pukul 17.19
nah berarti alkitab anda aneh ada beberapa ayat yang menyuruh menyiksa perempuan, dan ada yang sebagian menyuruh menyanyangi perempuan. saling bertolak belakang
# by Anonim - 16 Januari 2014 pukul 07.31
Hahaha, firman Tuhan Yesus hanya dapat diartikan oleh org2 yg yg berpikir secara dalam dan beriman, bukan org seperti anda pastinya:)
# by Anonim - 16 Januari 2014 pukul 07.37
Anda yang aneh:) saya kasian, apakah di agama islam mmg diajarkan utk menghujat agama lain? Tanpa sadar dgn komentar anda sperti ini anda menjatuhkan citra agama anda sendiri,smoga anda dapat menjadi seorang yg lebih cerdas kedepannya.
# by Anonim - 26 Januari 2014 pukul 22.25
apapun agama atau keyakinan anda jangan saling menghujat, berfikirlah pakai akal karena dengan kejernihan akal anda akan sampai pada kebenaran, inti dari segala agama atau keyakinan adalah bab :" KETUHANAN" ,yaitu sesuatu yang pantas atau patut diSEMBAH,diSANJUNG dan diAGUNG-AGUNGKAN....setelah itu carilah TUHAN yang memiliki kriteria itu....dalam semua agama atau keyakinan yang ada......karena sesuatu yang telah berpredikat TUHAN pasti bersih dari noda, jika ada noda batallah KETUHANANNYA ....
APAKAH ANDA AKAN MENYEMBAH TUHAN YANG BERNODA????jika demikian sebaiknya anda periksakan diri anda.....
# by Anonim - 23 Oktober 2014 pukul 01.49
Hahaha, firman Tuhan Yesus hanya dapat diartikan oleh org2 yg yg berpikir secara dalam dan beriman, bukan org seperti anda pastinya:) <== selalu alasan spt ini yang di gunakan, orang tidak beriman dan tidak berfikir dalam dan bla bla bla , banyak alasan di pakai kalau sudah ketahuan di dalam kitab nya banyak di temukan kenjanggalan..
tapi memang sih, bagi muslim, setiap ayat adalah perintah yang harus di ikuti, kalau kristen, setiap ayat blom tentu harus di ikuti dengan berbagai alasan , ini itu dan sebagai nya
itu kenapa rasulullah berkata kalau ahlul kitab itu menjadikan ulama2 mereka sebagai Tuhan ..
# by Anonim - 14 Juli 2015 pukul 12.39
Tuhan Yesus mengasihimu
# by Anonim - 10 Januari 2016 pukul 04.40
Sungguh dalam ajaran Islam, kita diajarkan untuk hidup damai dengan orang beraagama lain, yang hidup berdampingan dengan kita & tidak menganggu kita. INGAT!! "AGAMA MU, AGAMA MU. AGAMA KU AGAMA KU". Jangan mencampuri agama orang lain. Karna "AGAMA MU, AGAMA MU. AGAMA KU, AGAMA KU". Uruslah agama kita ISLAM, Terlebih dahulu sebelum agama orang lain, Agama apapun itu. Saya bangga menjadi orang beragama Islam.
# by Stephanie Putri - 10 Januari 2016 pukul 04.42
# by Unknown - 17 Maret 2016 pukul 21.41
apakah ini penghujatan?
saya rasa bukan..
ini kan Copy Paste..
# by Pipiti - 12 Mei 2016 pukul 06.42
sebagai seorang muslim sy setuju dengan anda, tp mohon anda maklum, seperti semua agama ada yahudi yg baik ada jg yahudi yg kurang baik, ada kristen yg baik dan ada jg kristen yg kurang baik, ada muslim yg baik dan ada jg muslim yg kurang baik, sy juga bukan muslim yg sudah baik tp sy berusaha menjadi seorang muslim yg baik.
# by Pipiti - 12 Mei 2016 pukul 06.43
SETUJU!!
# by Anonim - 15 Mei 2016 pukul 13.52
bagi kawan2 yg beragama Islam dan Kristiani... sbelum berdebat tntang apayang ditulis dn diajarkan dalam agama masing2. setidaknya baca benar2 dulu kitab masing2...dn kalau masih merasa paling benar satu sama lain, maka sungguh...anda termasuk dalam golongan orang yang tidak tercelikan mata imannya terhadap ALLAH.
dn yg harus diingat tntang perwahyuan akhir zaman...cuma ada 2 pihak, satu pihak si dajjal dn satu lagi pihak ALLAH, tentunya pihak ALLAH adalah orang2 yg hanya berpegang Pada Hukum ALLAH. daripada kawan2 cari2 kesalahan apa yg ditulis dan diajarkan, mending urus diri sendiri dulu...udah yakin sempurna berpegang sama Hukum ALLAH atau belum. kecuali sudah mendeklarasikan diri ikut pihak dajjal, itu laen kata deh...