Tujuh Kebenaran Mutlak Dalam Islam
Diunggah oleh: Gus Mendem, di bawah label: Islam pada hari Jumat, 14 September 2012
Banyak yang tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya ada tujuh
kenyataan mutlak yang dipunyai oleh Islam, yang tidak dapat dibantah
oleh siapapun juga. Ia tidak dapat dibantah oleh sejarah, juga tak dapat
dibantah oleh Ilmu Pengetahuan, tidak terpengaruh oleh situasi dan
kondisi, oleh iklim dan masa.
Mereka, para pendeta dan pastor lupa, demikian pula sarjana-sarjana orientalis barat bahwa:
PERTAMA:
Qur'an dengan bahasanya yang tetap sepanjang masa dan sama dimana-mana
telah sanggup menciptakan iklim keIslaman yang merata mutlak. Ia akan
dimengerti di Amerika, demikian juga di Inggris. Bila ia dibacakan di
Jepang, maka ia juga dipahami oleh orang-orang India dan Pakistan, dan
bila ia dibaca di negeri Belanda, maka Mesir, Libya, Indonesia akan
mengerti, setidak-tidaknya mengenali bahwa itulah ayat-ayat Al Qur'an.
Qur'an tidak pernah dirubah bahasanya dan ini saja sudah dapat dijadikan
pegangan, bahwa isinya authentik asli. Beda dengan Injil yang telah
melalui sedemikian banyak terjemahan, sehingga keaslian kata-kata
mungkin telah menyimpang dari maksud semula. Ia disalin dari bahasa
Ibrani ke bahasa Gerika, lalu ke bahasa Latin, dari Latin oleh Marthen
Luther pada tahun 1521 disalin ke bahasa Jerman. Dari Jerman disalin
pula ke dalam bahasa Inggris, Belanda, Indonesia, Jawa, Minang, Timor
dst. Sambil menyalin, maka atas pertimbangan politik(?) sipenyalin
menterjemahkannya pula menurut "situasi dan kondisi" setempat. Kita
lihat misalnya, kalau didalam Injil bahasa Belanda dan Inggris syarat
masuk surga adalah Door bidden en fasten atau by praying and fasting,
maka didalam Injil bahasa Indonesia mereka mencukupkan hanya dengan doa,
sedangkan fasting atau fasten atau puasanya dihilangkan.
KEDUA:
Al-Qur'an tidak bertentangan dengan Ilmu pengetahuan. Bacalah Theorie
La Place & Chamberlin, bacalah teori kejadian bumi, maka Chamberlin
menyebutkan: Bahwa bumi kita ini ialah terjadi dari gumpalan-gumpalan
kabut yang bergulung-gulung semakin lama semakin padat, sehingga
berpijar, dan kemudian mati pijarnya, lalu tumbuhlah kehidupan. Lalu
cobalah kita buka Al-Qur'an surat tertulislah disana theorie itu: "Dan
ingatlah ketika Aku menciptakan bumi ini dari suatu hamparan yang lalu
bergulung-gulung." Qur'an surat Nuh 14 menulis tentang adanya
tingkatan-tingkatan kejadian dari manusia, surat Al An'am 97 memuat
theorie Astronomi. Dalam surat-surat yang lain dimuat pula theorie
perkawinan tanam-tanaman (botani). Qur'an tidak serupa dengan Perjanjian
Lama yang menolak theorie Galileo Galilei, Islam tidak seperti Kristen
yang telah begitu banyaknya membunuhi kaum cerdik pandai seperti Galileo
Galilei, Johannis Heuss dan sebagainya.
KETIGA:
Al-Qur'an tidak menentang fitrah manusia. Itulah sebabnya didalam Islam
tidak diakuinya hukum Calibat atau pembujangan. Manusia dibuat
laki-laki dan perempuan adalah untuk kawin, untuk mengembangkan
keturunan. Maka itu ajaran Paulus yang mengatakan bahwa ada "lebih baik"
laki-laki itu membujang seperti aku dan perempuan itu tidak kawin,
ditentang oleh Islam. Bukankah monogami akhirnya melibatkan dunia
Kristen dalam lembah pelacuran? Bukankah orang-orang Italia yang
monogami itu akhirnya mempunyai juga istri-istri yang gelap? Dan
bukankah Amerika, Swedia dll. akhirnya menjadi bejat akhlaknya sebab
mempertahankan monogami? Maka dunia akhirnya menetapkan: Poligami adalah
bijaksana. Poligami mencegah manusia daripada zinah dan pelacuran.
Tidak heran bila surat An Nisa ayat 3 kemudian membolehkan orang untuk
Poligami, yaitu poligami yang terbatas: empat!
KEEMPAT:
Qur'an udak bertentangan dengan aqal dan fikiran manusia. Itulah
sebabnya Islam sangat menghargai akal dan fikiran yang sehat. Kaidah
Islam tidak dapat menerima doktrin "Tiga tetapi satu," sebab tiga tetapi
satu bertentangan dengan ratio. Ummat Islam sama sekali tidak dapat
memahami bagaimana Paus, seorang manusia, dapat menjabat Wakil
Tuhan(Ficarius Filii Dei). Paus mewakili urusan Allah untuk dunia ini,
memberikan amnesti, abolisi dan grasi atas ummat manusia yang berdosa
dengan mandaat sepenuhnya dari Allah. Demikian pula, kalau kami yang
tidak tahu menahu akan perbuatan Adam harus memikul dosa Adam. Dan akal
lebih tidak bisa menerima lagi, kalau Allah yang pengasih penyayang itu
akhirnya lalu menghukum mati anaknya sendiri demi menebus dosa Adam dan
anak cucu Adam. Maka itulah Islam tidak mengakui dosa keturunan, juga
tidak mengakui adanya "Sakramen pengakuan dosa" yang memanjakan manusia
dan mengajar manusia untuk tidak bertanggung jawab itu.
KELIMA:
Islam tidak bertentangan dengan sejarah. Islampun dengan sendirinya
tidak mendustai sejarah. Putih hitamnya sejarah Islam, diakuinya dengan
jujur. Ia, misalkan mengalami tragedi pahit seperti "Night of St.
Bartolomeus" pastilah ia mengakui, dan ummatnya mengetahui. Islam selalu
sesuai dengan situasi d.an kondisi, ia bukannya menyesuaikan diri,
tetapi diri (dunia maksudnya) yang harus menyesuaikan dengannya.
KEENAM:
Oleh sebab itulah maka Islam tetap bertahan. Ia selalu maju seirama
dengan kemajuannya zaman. Empat belas abad sudah lamanya Islam tetap
dalam suatu kesatuan syareat dan hakekat. Seribu empat ratus tahun
lamanya hukum-hukumnya, undang-undangnya, shalat dan kiblatnya, puasa
dan hajinya tetap berjalan. Ia tidak ambruk setelah ilmu pengetahuan
lebih maju, ia juga tidak colaps menghadapi kebangkitan humanisme dan
sosialisme. Adapun atau kalaupun dikatakan mundur, sebenarnya ialah
ummat artinya orang-orangnya apakah itu person atau kelompok. Mengapakah
ummatnya mundur? Sebab ia telah meninggalkan Qur'annya. Ia berbeda
dengan ajaran atau hukum gereja Katolik yang selalu berubah-ubah boleh -
tidak boleh dan sekarang boleh lagi kawin. Padahal soal kawin adalah
soal keputusan Tuhan. Adalah keputusan Tuhan selalu berubah-ubah dan
dapat ditentang oleh manusia?
KETUJUH:
Qur'an tak dapat disangkal lagi, adalah pegangan hidup dan mati, dunia
dan akhirat. Qur'an ternyata merupakan landasan idiil dan spirituil,
landasan hidup di dunia dan di akhirat. Qur'an, tidak hanya memuat
perkara akhirat saja, tetapi juga perkara dunia. Itulah sebabnya bila
kita membaca Al-Qur'an kita akan menemui bermacam-macam hukum, apakah
itu hukum pidana, perdata, atau hukum antar manusia dan kemasyarakatan.
Demikian pula ia memuat hukum dengan lengkapnya hukum perkawinan bahkan
sopan santun dan adab dalam berperang!
-------------------------------------------------------------------------
MENGAPA SAYA MASUK AGAMA ISLAM dan MENGAPA
SAYA MENGAKUI MUHAMMAD SEBAGAI RASUL ALLAH S.W.T.
Oleh: ZULKARNAIN (Eddy Crayn Hendrik)
Penerbit: C.V. "RAMADHANI" - Semarang
Penyiar: "AB. SITTI SYAMSIYAH" - Sala
Artikel ini diunggah pada hari/tanggal: Jumat, 14 September 2012 jam 13.45 di bawah kategori Islam. Anda dapat mengikuti semua respons atas artikel ini melalui RSS 2.0. Atau Anda sendiri dapat memulainya dengan menulis respons di sini.
- Belum Ada Komentar